E. Mazahir (fenomena) ‘Ujub
Fenomena yang timbul dari ujub banyak sekali, diantaranya adalah menolak kebenaran, merendahkan manusia, tidak mau bermusyawarah, tidak mau menuntut ilmu syar’i, melabuhkan kain melewati mata kaki, sombong dalam berjalan, berbangga-bangga dalam hal ilmu, melirik dengan sikap merendahkan, berbangga-bangga dengan keturunan dan nasab, menyelisihi manusia dengan maksud agar dikenal, memuji diri sendiri, melupakan dosa-dosa dan menganggapnya sedikit, selalu berbuat maksiat, tidak semangat menjalankan ketaatan karena merasa sudah mencapai tingkatan yang tinggi, dan tampil sebelum memiliki keahlian.
Fenomena yang timbul dari ujub banyak sekali, diantaranya adalah menolak kebenaran, merendahkan manusia, tidak mau bermusyawarah, tidak mau menuntut ilmu syar’i, melabuhkan kain melewati mata kaki, sombong dalam berjalan, berbangga-bangga dalam hal ilmu, melirik dengan sikap merendahkan, berbangga-bangga dengan keturunan dan nasab, menyelisihi manusia dengan maksud agar dikenal, memuji diri sendiri, melupakan dosa-dosa dan menganggapnya sedikit, selalu berbuat maksiat, tidak semangat menjalankan ketaatan karena merasa sudah mencapai tingkatan yang tinggi, dan tampil sebelum memiliki keahlian.
F. Macam-macam ujub
‘Ujub bisa menimpa ilmu, akal dan ra’yu/pendapatnya, harta, kekuatan, kemuliaan, penampilan, ibadah dsb.
Menimpa Ilmu, misalnya seseorang merasa sudah banyak ilmunya sehingga tidak mau menambah lagi atau membuatnya meremehkan ulama/orang lain.
Menimpa akal dan pendapat, misalnya ‘ujubnya orang-orang filsafat dengan akalnya. Meereka mengira cukup dengan akal, semuanya bias dijangkau, termasuk hal ghaib. Dan ‘Ujubnya ahlul bid’ah , mereka menyangka bahwa cara ibadah yang mereka adakan lebih baik daripada yang disebutkan dalam sunnah.
Menimpa harta, misalnya seseorang sudah banyak hartanya, akhirnya dia bersikap boros dan berlebihan.
Menimpa kekuatan, misalnya seseorang merasa paling kuat, seperti kaum ‘Aad, mereka mengatakan, siapakah yang lebih kuat daripada kita?” akhirnya Allah SWT menimpakan kehinaan kepada mereka di dunia dan akhirat.
Menimpa kemuliaan, misalnya karena merasa sebagai orang mulia, membuat dirinya malas bekerja dan enggan mengejar keutamaan.
G. Obat Penyakit ‘Ujub
Untuk mengobati penyakit ‘ujub diantaranya adalah berdo’a kepad Allah SWT agar dijauhkan dari penyakit tersebut, menyadari kekurangan pda dirinya, menyadari bahwa apa yang diberikan Allah SWT berupa ilmu, harta, kekuatan dsb. Bisa saja dicabut-Nya kapan saja jika Allah menghendaki, meyakini bahwa ketaatan seorang hamba betapapun banyaknya, namun tetap saja tidak dapat menyamai pemberian Allah SWT kepada kita, mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu yang telah binasa, menyadari bahwa selainnya ada yang lebih utama daripada dirinya dan mengetahui akibat buruk dari sifat ‘Ujub.
H. Tawadhu’
Kebalikan dari sombong dan ‘ujub adalah tawaadhu’. Tawaadhu adalah merendahkan diri kepada Allah SWT dan merendahkan hati kepada hamba-hamba-nya dalam arti bersikap sayang dan tidak merasa dirinya lebih di atas mereka, bahkan melihat orang lain melebihi dirinya dalam hal amalan. Rasulullah Saw bersabda:
“Dan tidaklah Allah menambahkan hamba-hamba-Nya yang sering memaafkan kecuali kemuliaan, juga tidaklah seseorang bertawadhu’ karena Allah kecuali Allah Ta’ala akan meninggikan.” (HR. Muslim)
Adakah Ujub di hati kita?? (na'udzubillahimindzalik)
Wallahu a’lam.
Maraji’:
- Al’Ujub (Umar bin Musa Al Haafizh)
- Al Mishbahul munir fii Tahdzib tafsir Ibnu Katsir
- Minhajul Mulim, dll.
Dari : Buletin Dakwah Media Ilmu (Yayasan Dakwah Islam Cahaya Ilmu)
Sebelumnya...
Comment Form under post in blogger/blogspot